Sabtu, 31 Maret 2012

Alam Itu Indah


     


 Matahari sudah condong ke barat, Susi beserta Bu Susah sedang berkebun di kebun warisan kakeknya yang tak jauh dari rumahnya. Sewaktu mereka berdua asyik berkebun, Susi mencecar banyak pertanyaan kepada ibunya. Ia selalu menanyakan apa itu keindahan alam.
       “Bu, Susi mau tanya boleh tidak?”
       “Boleh anakku, memangnya apa yang ingin engkau tanykan kepadaku, Nak?”
       “Alam itu apa sih Bu?”
       Setelah mematikan kran airnya yang dipakai untuk menyiram tanaman radi, Bu Susah termenung sejenak sambil menggaruk-garukkan kepalanya karena bingung hendak menjawab apa pertanyaan yang diberikan Susi tadi.
       “Alam itu… yang ada di sekitar ini Nak!”
       “Oo begitu, lalu apakah alam itu beguna bagi kehidupan manusia Bu?”
       “Tentu Nak, karena tanpa alam, manusia tidak dapat hidup, coba kamu bayangkan Nak, jika hutan dan sawah sudah tidak ada manusia akan makan dan mendapat sumber oksigen dari mana Nak?”
       Karena semakin penasaran tentang apakah keindahan alam itu, Susi perlahan mulai mencoba memahami apa jawaban yang Bu Susah berikan padanya, lagi-lagi Susi melemparkan banyak pertanyaan kepada ibunya.
       “Loh, kan teknologi zaman sekarang sudah maju Bu, kenapa kita masih membutuhkan alam?”
       “Justru teknologi yang membutuhkan alam Nak, coba kamu piker, salah satu bahan dari meja adalah kayu, sedangkan kayu disediakan oleh alam. Sekarang ibu tanya, jika manusia dapat menciptakan meja, apakah manusia juga dapat membuat kayu?”
       “Tidak Bu! Berarti alam sangat berguna bagi manusia dan makhluk hidup lainnya ya, Bu?”
       “Betul sekali Nak, maka dari itu, kita diwajibkan untuk menjaga kelestarian alam supaya anak cucu kita masih dapat melihat keindahan yang sekarang kita lihat ini nak. Karena alam merupakan pemberian dari Allah, maka kita juga harus bersyukur kepada-Nya Nak, karena alam merupakan pemberian agung dari Allah untuk kita manfaatkan dan kita jaga.”
       Susi sudah paham apa yang dikatakan ibunya kepadanya, perlahanpun Susi sudah mengerti apa itu keindahan alam. Namun ia masih penasaran tentang jawaban yang ibu berikan tentang manusia harus menjaga alamnya. Kemudian Susi bertanya kepada ibunya lagi.
       “Memangnya, alam itu bisa rusak ya, Bu?”
       “Oh tentu bisa Nak, alam dapat rusak karena ulah manusia itu sendiri Nak.”
       “Memang perbuatan apa yang dilakukan manusia yang dapat merusak alam, Bu”
       “Contohnya penebangan liar, menggunakan kendaraan atau pabrik-pabrik yang mengeluakan banyak polusi, dan masih banyak lagi.”
       “Oo kasian ya alam yang indah ini jika dirusak oleh manusia. Lantas, apa yang harus kita lakukan untuk menjaganya, Bu?”
       “Banyak cara Nak yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian alam, salah satunya adalah Reboisasi. Reboisasi yaitu program pemerintah untuk menanami hutan yang telah gundul dengan tanaman yang baru Nak.”
       Karena Susi sudah paham apa penjelasan yang Bu Susah berikan kepadanya, Susi langsung mengajak pulang Bu Susah. Sambil berjalan Susi memperhatikan alam disekelilingnya sambil tersenyum. Di tengah perjalanan, mereka berhenti sejenak untuk melihat eloknya pemandangan saat matahari akan tenggelam. Saat matahari sudah setengah tenggelam dan hari mulai gelap, mereka melanjutkan perjalanan pulangnya ke rumah. Setelah sampai di rumah, mereka di sambut oleh Pak Mardi yang baru saja pulang kerja.
       “Assalamualaikum Pak, Susi dan Ibu pulang nih!”
       “Wa’alaikumsalam, eh anak dan istriku sudah pulang, sini masuk saja, Bapak sudah buatkan teh buat kalian, kalian pasti capek dan haus kan setelah berkebun tadi?”
       “Iya pak, tapi asyik sekali lho Pak berkebun sama Ibu tadi, kita berkebun sambil melihat keindahan alam yang luar biasa ini Pak.”
       “Oh bagus lah kalau begitu, kapan-kapan ajak Bapak ya, kita berkebun bertiga bersama-sama. Oke!”
       “Oke Pak!! Siap laksanakan!”
       Bapaknya tertawa terbahak-bahak atas sahutan yang dibekan Susi padanya, tak lama kemudian, Bapak mengajak istri dan anaknya untuk shalat Maghrib berjamaah bersama.